CARA BERDOA
Kehidupan
doa setiap orang berbeda satu dengan yang lainnya. Bagi saudara yang baru
percaya akan berbeda kehidupan doanya dengan saudara kita yang sudah lama
karena sudah belajar untuk peningkatan kehidupan doanya.
Tetapi
tidak selalu demikian. Ada juga seorang teman saya yang baru beberapa bulan
menjadi orang percaya kehidupan doanya mengalami pertumbuhan yang cepat.
Ada
sebagian orang yang sudah lama menjadi orang percaya, tetapi tidak bisa berdoa.
Tetapi sebenarnya bukan tidak bisa berdoa. Mungkin tidak mau belajar dengan
sungguh agar bisa berdoa.
Mungkin
juga karena tidak rajin berdoa dan meminta kepada Tuhan agar dikaruniai Roh
Doa. Dengan demikian dia dapat berdoa dengan pimpinan Roh Kudus.
Sesungguhnya,
setiap orang percaya memiliki kebebasan untuk mengejar dan meningkatkan
kehidupan doa dengan cara Tuhan sendiri melalui pimpinan RohNya.
Berdoa
bukanlah pekerjaan kedagingan dengan cara kerja keras dan bersusah payah untuk
menghafal banyak kata-kata dan kalimat yang indah-indah dan berusaha tampil
untuk melantungkan doanya. Bukan demikian, saudaraku.
Kita harus
tahu bahwa berdoa berarti berkomunikasi (berbicara) dengan Tuhan. Bukan dengan
manusia. Tuhan telah mengingatkan orang-orang percaya agar doanya tidak
bertela-tele.
Doa tidak
perlu panjang-panjang dengan kata-kata yang rumit dan kalimat-kalimat panjang.
Bukan karena panjangnya dan rumitnya doa maka Tuhan mendengarkannya. Tuhan
tidak melihat itu. Tuhan melihat sikap hati kita. Tuhan melihat sikap hati kita
yang tulus, taat, dan beriman.
Bila
saudara sudah mulai berdoa, sebaiknya saudara mengucap syukur kepada Tuhan.
Saudara berdoa bukan semata-mata timbul dari keinginan saudara sendiri, tetapi
karena Tuhan telah menjamah hati saudara. Tuhan telah mengetuk pintu hati
saudara. Oleh karena itu mengucap syukurlah kepada Bapa di surga atas
lawatan-Nya.
Percayalah
dengan iman yang teguh kepada Yesus Kristus. Percayalah juga kepada firman-Nya.
Dengarkanlah suara Tuhan (Firman Tuhan) dengan percaya penuh.
Tuhan
berbicara kepada kita setiap saat melalui firman-Nya. Dengarkanlah suara Tuhan
melalui firman-Nya: “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetuk; jikalau ada
orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk
mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama
dengan Aku.” (Wahyu 3:20).
Saat ini
juga Tuhan mengetuk pintu hati saudara. Bukalah hatimu, sambutlah Yesus Kristus
dalam hidupmu. Biarkan Roh Kudus berbicara melalui rohmu. Dan relakan Roh Kudus
berkarya dalam hidupmu.
Berdoalah
terus dengan ucapan syukur. Ucapkan terima kasih. Pujilah Dia. Dan muliakanlah
kebesaran namaNya. Inilah doa yang sesungguhnya.
Dalam hal
berdoa, kita dapat melihat ada sebagian orang yang dapat berdoa secara efektif,
sedangkan sebagian lagi tidak bisa demikian.
Ada
sebagian orang dapat mendengarkan suara Tuhan dengan baik, sedangkan yang lain
tidak bisa. Ada sebagian orang yang memang mengerti pikiran dan cara Tuhan
bekerja, sedangkan sebagian lainnya tidak. Ada sebagian orang yang menghabiskan
lebih banyak waktu mereka mempelajari dan meneliti firman Tuhan dari pada yang
lainnya.
Sebagian
orang mungkin lebih cepat taat kepada Tuhan dari pada yang lainnya. Sebagian
orang memiliki iman yang lebih besar dari pada yang lainnya.
Cara kita
berdoa hendaknya diupayakan agar semakin meningkat dari hari ke hari. Doa kita
pun akan semakin progresif, dan kita maju setahap demi setahap hingga masuk ke
tingkat yang lebih baik dan sesuai kehendak Tuhan.
Mungkin
kita tidak akan pernah menjadi pakar dalam hal doa. Dan Tuhan tidak pernah
menjanjikannya. Kita tidak boleh berhenti belajar untuk berkomunikasi dengan
Tuhan. Kita harus siap melangkah untuk memasuki cara yang lebih baik dalam hal
doa.
Marilah
kita pelajari beberapa cara berdoa, yang diawali dengan waktu, sikap berdoa,
dan cara berdoa, seperti diuraikan berikut ini.
Waktu
Berdoa
Semasa
kehidupan Yesus di dunia, berdoa merupakan pekerjaan yang utama bagi-Nya.
Sebagai seorang keturunan Yahudi Ia pada awalnya mengikuti kebiasaan bangsa-Nya
berdoa tiga kali sehari.
Telah
menjadi kebiasaan bangsa Yahudi berdoa tiga kali sehari, yakni pada waktu pagi,
siang dan sore atau malam hari.
Mengenai
kebiasaan berdoa ini dikatakan oleh pemazmur Daud: “TUHAN, pada waktu pagi
Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu,
dan aku menunggu-nunggu” (Mazmur 5:4).
Demikian
juga dalam Markus 1:32-35. Kemudian dikatakan dalam matius 14:22-23. Namun hal
itu hanyalah menunjukkan kedisiplinan waktu saja bahwa mereka berdoa terus
setiap hari.
Mengenai
waktu berdoa ini dinyatakan oleh rasul Paulus dengan waktu yang tidak terbatas.
Rasul Paulus lebih kepada situasi dan kebutuhan.
Bila kita
butuh berdoa karena kondisi yang harus membutuhkan pertolongan dari Tuhan, kita
tidak harus menunggu waktu yang telah ditentukan sehingga kita baru bisa
memanjatkan doa kita. Rasul Paulus menyatakan: “Siang malam kami berdoa
sungguh-sungguh, supaya kita bertemu muka dengan muka dan menambahkan apa yang
masih kurang pada imanmu” (1 Korintus 3:10).
Nats ini
lebih kepada penekanan kebutuhan berdoa terus menerus memohon kepada Tuhan agar
mereka diberi kesempatan segera bisa bertemu.
Demikian
juga seorang janda yang dikatakan berdoa siang malam mengajukan permohonannya
kepada Tuhan (1 Timotius 5:5).
Kehendak
Allah bagi kita adalah agar kita tetap berdoa (1 Tesalonika 5:17). Rasul Paulus
mengatakan bahwa mereka senantiasa berdoa memohon kepada Allah tentang
panggilan dan kesempurnaan iman jemaat di Tesalonika (2 Tesalonika 1:11).
Dalam hal
ini dapat dikatakan bahwa berdoa tidak selalu harus dibatasi dan ditentukan
oleh waktu semata. Setiap orang percaya bisa berdoa kapan saja, dan setiap
waktu. Tuhan menghendaki agar kita tetap berdoa.
Tuhan
menghendaki agar kita tetap berdoa bukan berarti berdoa secara fisikis atau
kedagingan. Pengertian tetap berdoa adalah lebih kepada hati yang terhubung
kepada Tuhan.
Sesungguhnya
hati kita harus tetap terhubung kepada Tuhan dalam artian berdoa. Berdoa
berarti hati yang terbuka dan mempersilakan Tuhan masuk dalam hati kita
sehingga Dialah yang menguasai dan memimpin hidup kita.